MUSLIMAH KREATIF

''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 16: 18).

Photobucket

TAK ada rumah tangga yang sepi dari masalah. Tidak ada suami yang tidak pernah marah dan emosi. Meski demikian, seorang istri yang cerdas tahu bagaimana meredam kemarahan suaminya dengan tenang dan penuh kecintaan. Dengan adanya kemarahan, jangan pernah berpikir bahwa ‘sumber’ cinta di antara keduanya telah mengering dan ‘daun-daun’nya telah rontok berguguran. Kemarahan barangkali merupakan emosi yang paling buruk yang perlu ditangani. Dari waktu ke waktu, siapa pun pernah mengalami perasaan yang kuat ini. Beberapa penyebab umum kemarahan termasuk frustrasi, sakit hati, kejengkelan, kekecewaan, pelecehan, dan ancaman. 

Kemarahan suami bukanlah akhir dunia. It’s not the end of the world, but it’s true that is definitely hurt. Menjaga keberlangsungan cinta tergantung pada seberapa besar saling pengertian di antara pasangan suami-istri (pasutri), kepandaian dan kecerdasan sang istri. Kegagalan untuk mengenal dan memahami kemarahan suami berpotensi menggiring Anda ke berbagai problem rumah tangga.  

Berikut ini adalah berbagai momen ketika suami marah, dan tips bagaimana seharusnya Anda sebagai istri bertindak: 

1. Jika Anda melihat suami Anda marah dan kesal, berusahalah mereda kemarahannya; jangan Anda sambut kemarahannya dengan keluhan mengenai anak-anak atau keruwetan dan keprihatinan rumah tangga. Jangan membantah dengan pertanyaan tentang hal yang tidak mengenakkan kecuali jika dia mengutarakannya. Ingatlah sabda Rasulullah SAW, “Siapa saja istri yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya meridhainya, maka dia masuk surga.” (HR. Ibnu Majah). Setiap kali Anda mengingat hadits tersebut, menyelami dan mempraktikkannya dengan senang dan yakin, Anda akan melihat manfaat yang bakal kembali kepada diri Anda. Pada saat itu Anda akan menikmati rumah tangga bahagia yang jauh dari problematika dan konflik. …Jika Anda melihat suami Anda marah dan kesal, berusahalah mereda kemarahannya. Jangan membantah dengan pertanyaan tentang hal yang tidak mengenakkan…

2. Ketika Anda melakukan kesalahan dalam suatu pekerjaan, semisal terlambat melaksanakan beberapa tugas domestik karena sibuk berbicara di telepon, dan pada saat itu suami sedang bersama Anda, maka panggillah dia dengan nama yang paling disukainya. Lalu ajukan permintaan maaf dan utarakan alasan keterlambatan Anda menjalankan tugas, sehingga dia merasa bahwa Anda menyadari bahwa tindakan tersebut adalah salah. Bersabarlah dengan ungkapan yang mungkin dilontarkannya kepada Anda. Jika Anda bersabar dan tidak merespons atau mengkritik balik, maka hal demikian telah membuang sebagian kemarahannya. Meminta maaf dapat mendatangkan tawa suami. Tengoklah bagaimana para istri-istri Rasulullah meminta maaf kepada beliau, meski mereka yang berada dalam posisi marah. Dari Umar bin Khatthab, dia mengatakan, “Kami kaum Quraisy sangat berkuasa terhadap kaum perempuan (istri-istri). Dan ketika kami datang ke tempat orang-orang Anshar, (kami terkejut) karena mereka adalah kaum yang dikalahkan (toleran) oleh istri-istri mereka, maka mulailah istri-istri kami mengambil (meniru) etika perempuan-perempuan Anshar. Kemudian aku bertengkar dengan istriku kemudian dia kembali (meminta maaf) kepadaku, namun aku tidak ingin dia kembali (minta maaf), maka dia bertanya, “Kenapa engkau tidak senang aku kembali kepada engkau? Demi Allah! Sesungguhnya istri-istri Rasulullah SAW kembali (meminta maaf) kepada beliau sekalipun salah seorang di antara mereka marah terhadap Rasulullah dari siang sampai malam hari.” (HR. Al-Bukhari) 

3. Jika suami yang marah sedang berbicara, maka jangan sekali-kali Anda menyela. Redakanlah dengan kata-kata lunak dan santun, misalnya, “Aku tahu kamu lelah sekali, maaf sayang aku merepotkan diri,” atau lain sebagainya. Kata-kata seperti ini akan meluluhkan hatinya. Dia akan merasa bahwa Anda memerhatikan diri dan kecemasannya. Dan jangan pula membantah apa yang dikatakan atau diinstruksikannya –jika memang itu baik. …Jika suami yang marah sedang berdiri, maka ajaklah dia untuk duduk dan berbicaralah kepadanya dengan baik… 

4. Jika suami yang marah sedang berdiri, maka ajaklah dia untuk duduk dan berbicaralah kepadanya dengan baik. Dalam Islam kita diajarkan trik-trik mengatasi kemarahan di antaranya adalah jika sedang marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya duduk, dan jika sedang duduk hendaknya berbaring, bisa juga dengan mengambil air wudhu agar mendinginkan emosi kita yang sedang bergolak. Atau ajaklah suami untuk bersujud, maksudnya melakukan shalat sunnah. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah dia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud).” (HR. At-Tirmidzi) 

5. Berusahalah menenangkannya dan menahan emosi Anda, jika Anda ada di pihak yang benar. Berbicaralah kepadanya dengan cara bijak. 

6. Ketika dia marah, Anda jangan menyinggung perasaannya dengan berbagai hal. Anda jangan pernah melakukan segala sesuatu yang dia anggap melecehkan dirinya. 

7. Ketika suami marah, jangan sampai dia Anda tinggal tidur sendirian. Setelah Anda pastikan bahwa dia sudah lebih tenang, berinisiatiflah melakoni hal-hal yang bisa mendatangkan keridhaannya. Inisiatif dilakukan oleh pihak yang lebih baik pemahaman agama dan akalnya di antara kedua pihak bertikai, atau siapa yang paling memungkinkan dalam masalah marah dan ridha dari keduanya. Seperti yang dikatakan Abu Ad-Darda` kepada Ummu Ad-Darda`, istrinya, “Apabila aku marah, maka redakanlah kemarahanku. Dan jika engkau marah, aku pun akan meredakan kemarahanmu. Jika kita tidak melakukannya, maka bagaimana kita dapat hidup rukun?”

8. Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan. 

9. Ingatlah bahwa rumah yang dipenuhi oleh cinta, kenyamanan, sikap saling menghargai, saling menghormati, dan kesederhanaan dalam segala hal, lebih baik dari rumah yang dipenuhi makanan lezat serta perabotan mewah namun penuh dengan kekesalan hati dan permusuhan. 

10. Jangan mudah cemberut. Upayakan agar Anda selalu tersenyum ceria dan berwajah riang. Dengan demikian Anda bisa memberikan kebahagiaan kepada suami dan menikmati hidup bahagia penuh kedamaian serta kesenangan. …marah dan emosi adalah tabiat manusia. 

Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya… Demikianlah, marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhai.” (HR. Ahmad). 

Semoga tips-tips di atas bisa membantu Anda untuk meredam pasangan hidup Anda, agar dia menjadi orang yang kuat, seperti disinyalir dalam hadits berbunyi, “Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah.”

Read More..

Pertama-tama, kita awali dengan pembahasan mengenai "kata" (الكلمة).

Kata (الكلمة) Kata (dalam ilmu nahwu diistilahkan al-kalimah) terdiri dari 3 jenis.  

1. Isim (الإسم) = kata benda. Yaitu kata yang menunjukkan makna orang, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, atau kata benda abstrak. 
Contoh:
رَجُلٌ (rojulun) = seorang lelaki,
أَسَدٌ (asadun) = singa,
زَهْرَةٌ (zahrotun) = bunga, 
قَمَرٌ (qomarun) = bulan, القاَهِرَةُ
(Alqoohiroh) = Kairo, يَومٌ
(yaumun) = hari, اِسْتِقْلالٌ
(istiqlaalun) = kemerdekaan. . 

Kita dapat mengenal isim pada kalimat dengan ciri-ciri berikut: 
o Berakhiran kasroh, seperti أنا في البَيْتِ, maka kata البيتِ adalah isim, sebab berakhiran kasroh. 
o Berakhiran tanwin, seperti رأيتُ رَجُلاً, maka kata رَجُلاً adalah isim, sebab berakhiran tanwin. 
o Diawali dengan alim lam, seperti الشمسُ شرقَتْ, maka kata الشمسُ adalah isim sebab diawali alim lam. 
o Di dahului huruf jar (kata depan), seperti نَظَرْتُ إلى السماء, karena إلى merupakan huruf jar, maka kata setelahnya yaitu السماء adalah isim. 

2. Fi'il (الفِعل) = kata kerja. Yaitu kata yang menunjukkan suatu makna yang berkaitan dengan waktu (lampau, sekarang, dan akan datang).
Contoh:
كَتَبَ (kataba) = dia (lk) telah menulis.
يَكْتُبُ (yaktubu) = dia (lk) sedang/akan menulis. 

3. Huruf (الحرْفُ) = kata depan, kata penghubung, atau kata sambung. Yaitu kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. 
Contoh:
مِنْ (min) = dari, 
إلى (ila) = ke, فِي
(fi) = di,
بِ (bi) = dengan,
وَ (wa) = dan,
أوْ (aw) = atau,
ثُمَّ (tsumma) = kemudian, dll. 

Pertanyaan: 
1. Apa pengertian ilmu nahwu? 
2. Sebutkan contoh-contoh isim, fi'il, dan huruf! (selain contoh-contoh di atas)

Read More..

Pengertian Nahwu (النحو)

Nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah untuk mengenal fungsi-fungsi kata yang masuk pada kalimat, mengenal hukum akhir kata, dan untuk mengenal cara mengi’rob. (Mulakhos Qowaidul Lughoh).

• Mengenal fungsi-fungsi kata yang masuk dalam kalimat. Seperti fungsinya sebagai subjek (fa'il), objek (maf'ulun bihi), dll.

• Mengenal hukum akhir kata. Seperti أحمدُ (Ahmadu), harokat akhirnya adalah dhommah, karena diakhiri dengan "u".

• Mengenal cara meng'irobnya.

I'rob di dalam ilmu nahwu ada 4, rofa', nashob, jar, dan jazm. InsyaAllah akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.
 
Contoh kalimat: َرَأى أحمدُ إبراهيم (ro'a ahmadu ibrohiima)

رأى = melihat 
أحمدُ = Ahmad
إبراهيم= Ibrahim. 

Dari kalimat di atas, kata "ُأحمد" berharokat akhir dhommah (Ahmadu), dan kata "إبراهيمَ "berharokat akhir fathah (Ibrohiima). Di dalam ilmu nahwu, akan dipelajari bahwa setelah kata kerja (dalam kalimat tersebut kata kerjanya رأى), maka:

• kata benda yang berharokat akhir dhommah fungsinya sebagai subjek, 

• dan yang berharokat akhir fathah fungsinya sebagai objek. Sehingga kalimat tersebut diartikan, "Ahmad melihat Ibrahim", bukan "Ibrahim melihat Ahmad", karena Ahmad sebagai subjek (yang berharokat akhir dhommah) dan Ibrahim sebagai objek (yang berharokat akhir fathah). 

Cara meng'irobnya: رَأَى (ro'a) adalah kata kerja أحمدُ adalah kata benda berfungsi subjek yang rofa' dan tanda rofa'nya dengan dhommah. أبراهيمَ adalah kata benda berfungsi objek yang nashob dan tanda nashobnya dengan fathah

Read More..

Munculnya tantrum atau amarah yang tak terkendali sebetulnya merupakan pertanda baik. Tangani amukannya secara bijak.

Sering, kan, anak marah-marah hanya karena ia merasa tidak puas oleh hal sepele. Misalnya, sepatu yang disodorkan ibu tidak sesuai dengan keinginannya. Ia minta warna merah jambu, tapi karena kotor, ia harus memakai sepatu yang berwarna cokelat. Yang terjadi kemudian, si anak menolak sambil marah dan melempar sepatunya. Kalau keinginannya belum terpenuhi juga, dia akan semakin marah dan menangis keras. Bahkan, terkadang sampai berguling-guling di lantai.  

Pada kenyataannya, tantrum merupakan suatu hal yang wajar karena dialami oleh semua anak usia dini. Perilaku ini belum muncul di usia awal karena umumnya bayi hanya menunjukkan respons atas kebutuhannya seperti kalau lapar, haus, dan popoknya basah, dengan cara menangis. Namun seiring perkembangannya, di usia sekitar 9 bulan bayi mengembangkan konsep "saya mau". Nah, bila sesuatu yang diinginkannya tidak berjalan sesuai yang dia mau, maka ia akan frustasi. Salah satu cara untuk menandakan perasaan itu adalah dengan tantrum. Inilah bentuk-bentuk amukan di usia batita dan cara mengatasinya. 

USIA 12-18 bulan Mendekati usia setahun, anak bisa frustrasi saat menghadapi adanya hambatan-hambatan fisik. Misalnya, beberapa anak merasa terintangi saat harus duduk di kursi tinggi (kursi makan batita), di carseat, atau di tempat bermainnya yang berpagar. Benda-benda tersebut membatasi geraknya sementara kemampuan motoriknya sedang berkembang dan bertambah. Selain itu, anak juga masih terbatas kemampuan bicaranya, sehingga belum dapat mengekspresikan keinginannya lewat kata-kata. Akibatnya ia akan mengepalkan tangannya dengan muka memerah karena marah, seolah ia mengatakan kepada kita bahwa situasinya saat itu sedang tidak nyaman. 

* Bentuk tantrum Anak menangis keras, melengkungkan punggungnya, dan menggeliat-geliat dengan marah. * Cara mengatasinya Sebagai orang tua, cobalah untuk memahami segala keterbatasannya, dan antisipasilah hambatan-hambatan itu agar tantrum tidak keburu muncul. Jika anak telanjur mengamuk, cara mengintervensinya yaitu dengan mengambil si anak untuk disayang-sayang, dielus, dan dipeluk sampai dia tenang. Tak perlu memberi pelajaran pada anak seusia ini. Alihkan saja perhatiannya pada mainan dan nyanyian, ini dapat membantu. Kasih sayang orang tua bukan hanya dapat mengerem tantrum, tapi juga membantu anak mengembangkan rasa aman, sehingga ia mampu membangun dasar dari perasaan yang baik. 
Dengan modal dasar ini, bila sudah besar nanti, ia bisa menenangkan dirinya kala sedang marah. Ia pun akan belajar bahwa dirinya bisa mengontrol dan dapat tetap tenang tanpa harus marah meledak-ledak. Namun perlu diingat, bagaimanapun juga tidaklah mudah menenangkan anak yang tengah frustrasi dan membuatnya nyaman. Bila memang tidak berhasil, hadapi terus dengan sikap yang santai. Pastikan bahwa segala sesuatunya sudah berjalan benar, dan tidak ada kesalahan yang jadi penyebab tantrum-nya. Kalau sudah begitu, jangan coba-coba untuk menghentikan tangisannya. Adakalanya, Anda cuma bisa menunggu sampai tantrum-nya reda. 

18 BULAN SAMPAI 3 TAHUN Ingat, di usia batita, tantrum tak lebih merupakan ekspresi sederhana dari rasa frustrasi. Anak sebetulnya ingin merasa berkuasa dan menjadi sangat marah ketika keinginannya tidak terpenuhi segera. Sementara, sangatlah penting bagi orang tua untuk mendukung kemandiriannya yang sedang berkembang. Oleh karena itu, orang tua tetap harus bersikap kritis untuk mengatakan "tidak" terhadap permintaan-perminta annya yang tidak masuk akal. Contohnya, saat kita sedang memasak anak merengek-rengek minta digendong. Katakan kepadanya baik-baik bahwa dia akan segera digendong bila kita sudah menyelesaikan pekerjaan dapur. Jadi, lanjutkan saja pekerjaan memasak tersebut. Namun, bersiaplah bila kemudian anak berteriak, "Gendong!" sambil meraung-raung dan menarik-narik baju kita. Karena anak belum dapat mengatur perasaannya, kemarahan itu cenderung meningkat. Akibatnya, tantrum-nya tidak dapat diprediksi, bisa cepat menghilang dan bisa juga menguat. 

* Bentuk tantrum: Berteriak sambil menangis, menendang, membanting dan melempar sesuatu, memukuli tangan dan kaki, serta menjatuhkan diri ke lantai. Jadi, jangan kaget bila anak melemparkan dirinya ke lantai sambil menghentak-hentakka n tangan dan kakinya di lantai karena frustrasi. Mengapa bisa seperti itu? Tentunya karena di usia ini anak belum mengerti konsep menunggu. Bila sedikit saja penanganannya tertunda, hal itu bisa membuatnya lepas kendali. Begitu pun dengan rasa capek, lapar, dan perubahan yang tidak diharapkan. Ironisnya, tingkah laku yang terburuk justru ditunjukkan kepada kita yang telah mencurahkan kasih sayang secara tulus. Rupanya, kedekatan selama ini membuatnya merasa aman untuk mengekspresikan kemarahan, rasa frustrasi dan kekecewaannya di hadapan kita. 

* Cara mengatasinya: Orang tua harus mengambil tindakan bila ia menggigit, memukul, menendang, mencakar atau bila membahayakan dan melukai dirinya sendiri dengan mengeliat-geliat di lantai tanpa kontrol. Cara mengintervensinya dengan bergerak tenang dan menghindari jangkauan anak, sambil mengatakan, "Tidak. Kamu tak boleh tendang ibu/ayah!" Bila ia bermaksud membahayakan dan melukai dirinya, maka segeralah bawa ke tempat yang aman dimana dia dapat melanjutkan tantrum-nya dengan aman. Selama menghadapi tantrum, bersikaplah konsisten atau tidak mengalah. Misalnya, anak mengamuk karena kita tidak mengizinkannya makan permen ketiga. Saat ia berteriak-teriak minta lagi, berikan alasan yang masuk akal. Sikap menyerah hanya akan membuat anak belajar bahwa dia bisa menggertak orang tua untuk menuruti keinginannya. Anak di usia ini masih bisa dialihkan perhatiannya. Ajaklah ia untuk mencoba berbagai permainan yang menarik, seperti puzzle sederhana. Hal ini akan membantu menggeser pikirannya dari permen tadi. Bila tantrum-nya penuh dengan gerakan-gerakan, sebaiknya orang tua tetap berada di dekatnya. Biarkan ia begitu dan jangan memberinya respons. Saat tidak mendapat hal yang diinginkan, ia mungkin menginginkan perhatian dari kita. Namun, bila kita meladeni kelakuannya dalam bentuk interaksi apapun, hal ini malah akan meningkatkan tantrum-nya. Sebaliknya semakin sedikit kita bereaksi, semakin cepat pula tantrum itu teratasi. Bila Anda ragu untuk memberi respons atau tidak, ingatlah bahwa anak perlu belajar bagaimana mengalami perasaan frustrasi dan kekecewaan. Jadi, cara terbaik untuk membantunya adalah dengan tidak ikut campur. Beri ia kesempatan untuk mengatasi perasaan tidak nyamannya sendiri, dan bagaimana mengembalikan kontrol diri setelah lepas kendali. Sekali dia belajar, dia akan siap untuk pelajaran berikutnya. Pada akhirnya, dengan tidak bereaksi, anak akan melihat bahwa tantrum-nya itu tak berpengaruh apa-apa pada orang tua. Atau paling tidak, ia melihat efeknya terhadap kita sangatlah kecil. Dengan demikian sedikit kemungkinan anak akan mengulang amukannya di lain waktu. Segera sesudah itu anak dapat memulai proses pemulihan dan belajar menenangkan diri sendiri. Begitu tantrum-nya sudah lewat ia akan kembali bersahabat. Ini mengisyaratkan bahwa semakin cepat anak mengendalikan kontrol dirinya, semakin cepat pula dia mau berbaikan kembali dengan kita. 

LIMA CARA AGAR ORANG TUA TETAP TENANG 

1. Lakukan kegiatan Meski mungkin kita bingung menghadapi kemarahan anak, tetaplah bersikap seolah tak peduli dan lakukan aktivitas sehari-hari. Fokuskan pada tugas-tugas yang konkret, semisal mencuci piring, menyiram tanaman, atau membereskan kamar. Hal ini dapat membantu kita untuk mengalihkan pikiran dari anak yang tantrum. 

2. Berhitung Menghadapi amukan anak yang tidak terkendali, sangat mungkin membuat kita menjadi kesal. Agar tidak berlanjut menjadi amarah, maka ambil napas dalam-dalam kemudian hitunglah satu sampai sepuluh. Berhitung akan membantu kita menenangkan diri

. 3. Tidak menggunakan fisik Bila hampir kelepasan memberi pukulan, maka ingatlah bahwa cara terbaik menyelesaikan konflik adalah dengan bicara dan kompromi setelah anak dan orang tua sudah sama-sama tenang. 

4. Pindah ke tempat lain Ciptakan jarak dengan anak yang sedang mengamuk. Untuk anak yang masih kecil bisa dengan membawanya ke ruang lain yang aman, kemudian tinggalkan. Untuk anak yang lebih besar bisa dengan memintanya pergi keluar dari ruangan, tapi bila ia menolak maka orang tua yang sebaiknya pergi. 

5. Ingat bahwa tantrum adalah suatu sinyal yang baik Tantrum merupakan suatu reaksi normal terhadap frustrasi, bukan suatu tanda ketidakpatuhan. Tantrum juga mengisyaratkan bahwa kita sebenarnya sudah berlaku benar dengan membuat batasan-batasan, sehingga anak merasa cukup aman mengekspresikan dirinya secara jujur pada kita.

Read More..

Tak mudah menjadi bocah umur 1-2 tahun. Ia merasa tinggal di dunia raksasa, semua orang lebih besar darinya. Segalanya melintas begitu cepat hingga amat sulit diserap olehnya. Akibatnya, pecah tangisnya! Ada banyak hal yang bisa membuatnya menangis keras. Apa yang bisa kita perbuat untuk membantunya? Ibu tak ada. Berpisah dengan orang terdekat sungguh menakutkan. Apalagi kalau ditinggal ibu, sehingga ia kerap menangis jika pujaan hatinya ini tidak ada disampingnya. Atasi: Upayakan tidak langsung meninggalkannya dalam keadaan menangis. Tunggu dia tenang dulu sembari menjelaskan alasan kepergian Anda. Selalu pamitlah kepadanya jangan pergi diam-diam. Tinggalkan dengan orang yang dikenalnya. Di waktu luang ajak anak bermain petak umpet untuk mengenal konsep “pergi-kembali.” Bertemu orang baru. Tante yang dulu datang saat ia masih bayi, datang lagi dan ingin memeluknya. Buat balita, saat ini tante menjadi orang asing baginya. Atau ketika diajak bertamu ke rumah teman Anda, karena merasa tidak nyaman di tempat baru dan tidak tahu cara mengungkapkan kegusarannya akhirnya dia menangis. Atasi: Ajak dia berkenalan, sebutkan nama orang tersebut dan beranikan balita bersalaman dan perkenalkan diri. Jika ada teman sebayanya, minta dia bermain bersama. Namun, jangan paksa bila belum berani. Temani agar ia mau bersosialisasi. Tak bisa ngomong. Perbendaharaan kata balita 1-2 tahun masih terbatas, baru sekitar 100 kata. Pelafalannya pun juga belum jelas, sehingga Anda seperti bermain tebak kata. Bila Anda tak kunjung paham, pecahlah tangis frustasinya. Atasi: bicara perlahan agar balita mengerti Anda dan minta menjelskan keinginannya lebih perlahan. Bantu dia menunjukkan apa yang dia maksud. Lelah dan mengantuk. Energinya tidak sama dengan orang dewasa. Saat dia sudah lelah namun Anda masih semngat mengajaknya beraktivitas. Akibatnya anak jadi rewel dan menangis. Atasi: kenali tanda-tanda anak lelah dan mengantuk. Hindari mengajaknya bepergian di jam biasa tidur. Keinginan gagal. Terkadang anak tidak bisa mendapatkan yang diinginkannya. Ia belum paham mengapa kalau malam tidak boleh bermain, padahal siang boleh. Hatinya kesal! Atasi: beri alasan yang jelas dan mudah dipahami mengapa Anda melarangnya, jangan biasa tanpa penjelasan. Walau masih kecil, dia menyerap perkataan Anda. Sakit. Karena merasa tidak nyaman, dia sering menangis. Bila orang dewasa masih bisa menahan diri, tidak demikian dengan anak kecil. Ia pun akan rewel. Atasi: meskipun tidak banyak yang bisa dilakukan, meski sudah dibawa ke dokter, penyakit tidak bisa sembuh seketika. Buatlah dia merasa tetap nyaman, misalnya membacakannya buku, membuat masakan kesukaannya, dan peluk dia. Rutinitas berubah. Karena belum paham konsep waktu, dia suka menjalani hidupnya yang terjadwal sebagai rutinitas. Bila jadwal berganti dan kacau, ia akan terganggu dan menjadi rewel. Atasi: beri waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan jadwal barunya. Seperti, bangun lebih pagi karena harus pergi. Lakukan secara bertahap.

Read More..

Mutiara Salaf

1. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa yang membuat Allah murka karena ingin memperoleh ridha manusia, maka Allah akan murka padanya dan Allah menjadikan orang yang ingin ia peroleh ridhanya dengan membuat Allah murka itu akan murka padanya. Dan siapa yang membuat Allah ridha sekalipun manusia murka padanya, maka Allah akan ridha padanya dan Allah menjadikan orang yang memurkainya dalam meraih ridha Allah itu akan ridha pula padanya, sampai-sampai Allah akan menghiasi si hamba dan menghiasi ucapan dan amalannya di mata orang yang semula murka tersebut.” (HR. Ath Thabrani)

2. Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah seorang penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak bisa mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka....” [ ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah – (61 – 101 H) ] [ Khalifah 8 Bani Umayyah – (99 – 101 H) ]  

3.  Ibnul Jauzy berkata, "Demi Allah, Ingatlah wajib atas kalian untuk memperhatikan jalan hidup salaf serta menelaah tulisan-ti;isan mereka dan kabar-kabar mereka. Sungguh memperbanyak dalam menelaah kita-kitab mereka adalah seperti melihat mereka" 

4. Imam asy-Syafi'i berkata: ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang ...aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1) 

5. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan menjagamu sedangkan kamulah yang akan menjaga harta. Ilmu itu hakim (yang memutuskan berbagai perkara) sedangkan harta adalah yang di...hakimi. Telah mati para penyimpan harta dan tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri mereka telah tiada akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati manusia" 

6. Aun bin Abdillah berkata "Perhatian seorang hamba terhadap dosanya akan mendorongnya untuk meninggalkan dosa itu. Dan penyesalan atas dosa itu adalah kunci untuk bertaubat. seorang hamba senantiasa memperhatikan dosa yang dilakukannya sehingga hal itu menjadi lebih bermanfaat baginya dari pada sebagian kebaikan-kebaikannya "(diriwayatkan oleh abu nuaim) 

7. Dari Anas ra, Nabi SAW bersabda, " Seorang Mukmin (sejati) itu adalah orang yg manusia aman darinya, dan seorang Muslim (sejati) itu adlh orang yg kaum Muslimin selamat dr lidah dan tangannya, dan sorang muhajir (sejati) itu adlh orang yg meninggalkan keburukan. Demi Dzat yg jiwaku ada di TanganNya, tidaklah masuk surga seorang hamba yg tetangganya tdk merasa aman dr kejahatannya." [HR Ahmad] 

8. Dari Abu Musa ra, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah membentangkan TanganNya pada malam hari agar orang yang berbuat dosa pada siang hari bertaubat dan membentangkan TanganNya pada siang hari agar orang yang berbuat dosa pada malam harinya bertaubat, sampai matahari terbit dari tempat terbenamnya." [ HR Muslim dan an-Nasa'i] 

9. Dari Abu Dzar ra, Rasulullah SAW bersabda, " Senyummu di hadapan saudaramu (seagama) adalah sedekah bagimu, dan amar ma'ruf dan nahi munkarmu adalah sedekah. Bimbinganmu terhadap orang yang berada di dalam kesesatan adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan, duri dan tulang dari jalanan bagimu adalah sedekah, serta menuangkan isi timbamu kepada timba saudaramu adalah sedekah." [HR at-Tirmidzi] 

10. Dari Abu Sa'id al Khudri dan Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, " Tidaklah menimpa seorang Mukmin berupa rasa lelah, sakit, gelisah, kesedihan, gangguan dan rasa duka, sampai-sampai duri yang menusuknya; kecuali Allah hapuskan sebagian dari dosa-dosanya dengan sebab musibah itu." [HR Bukhari] 

11. Dari Ulay bin Rabah, dia mengatakan, Aku pernah mendengar Amr bin Ash ra mengatakan, 'Kalian memasuki waktu pagi dan sore hari dlm keadaan menginginkan apa yg justru ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Kalian menjadi orang yg suka pd dunia sementara Rasulullah SAW zuhud padanya. Demi Allah, tidaklah suatu malam datang kp...d Rasulullah SAW, kecuali tanggungan beliau lebih banyak drpd harta yg beliau punya'." [HR Ahmad] 

12. Dari Abdullah bin Mas'ud ra, ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, "Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang haram atas neraka, atau orang yang mana neraka haram atasnya ? Yaitu setiap orang yang dekat (kepada orang lain), lunak, lagi berakhlak halus." [HR at-Tirmidzi] 

13. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah ...rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud )

Read More..

1.Tidaklah lurus suatu ucapan kecuali dia barengi dengan perbuatan, dan tidaklah lurus ucapan dan perbuatan kecuali dibarengi niat yang IKHLAS, dan tidaklah lurus ucapan,perbuatan,dan niat kecuali dibarengi dengan mengikuti SUNNAH sesuai pemahaman yang lurus

2.Dari Abu Qilabah rahimahullah, beliau berkata: “Tidak ada seseorang yang mengadakan suatu kebid’ahan melainkan suatu saat dia akan menganggap halal menghunus pedang (menumpahkan darah kaum muslimin, atau memberontak kepada pemerintah).” (Al-I’tisham, 1/112, Ad-Darimi, 1/58 no.99)'

3. Penulis: Al Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata: “Apabila air laut telah meluap menerobos ke daratan, maka siapakah yang sanggup membendungnya?!” (Beliau inginkan dengan perkataan ini untuk memberi peringatan terhadap banyaknya kemungkaran) (Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah, hal. 90) http://almuslimah.wordpress.com/2008/05/21/musibah/ 

4. Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Menangislah kalian atas orang-orang yang ditimpa bencana. Jika dosa-dosa kalian lebih besar dari dosa-dosa mereka (yang ditimpa musibah, red), maka ada kemungkinan kalian bakal dihukum atas dosa-dosa yang telah kalian perbuat, sebagaimana mereka telah mendapat hukumannya, atau bahkan lebih dahsyat dari itu.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, hal. 73) “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar menjanjikan adanya ujian bagi hamba-Nya yang beriman, sebagaimana seseorang berwasiat akan kebaikan pada keluarganya.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, hal. 111) “Tidak ada musibah yang lebih besar dari musibah yang menimpa kita, (di mana) salah seorang dari kita membaca Al-Qur’an malam dan siang akan tetapi tidak mengamalkannya, sedangkan semua itu adalah risalah-risalah dari Rabb kita untuk kita.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, hal. 32) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Seorang mukmin itu berbeda dengan orang kafir dengan sebab dia beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, membenarkan apa saja yang dikabarkan oleh para Rasul tersebut, menaati segala yang mereka perintahkan dan mengikuti apa saja yang diridhai dan dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan bukannya (pasrah) terhadap ketentuan dan takdir-Nya yang berupa kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan-kemaksiatan. Akan tetapi (hendaknya) dia ridha terhadap musibah yang menimpanya bukan terhadap perbuatan-perbuatan tercela yang telah dilakukannya. Maka terhadap dosa-dosanya, dia beristighfar (minta ampun) dan dengan musibah-musibah yang menimpanya dia bersabar.” (Makarimul Akhlaq, Syaikhul Islam Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyyah, hal. 281) (Sumber: Majalah Asy Syariah, Vol. I/No. 12/1425H/2005, kategori: Permata Salaf, hal. 1. Dicopy dari http://www.majalahsyariah.com/print.php?id_online=254) 5. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka.Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Azzumar: 33-34 

6. sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kunci bagi setiap kebaikan dan kejelekan, kunci dan pintu untuk masuk kepadanya sebagaimana Allah jadikan kesyirikan, kesombongan, berpaling dari apa yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya, dan lalai dari dzikir terhadap-Nya dan melaksanakan hak-Nya sebagai kunci ke neraka, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan khamr sebagai kunci segala dosa. Dia jadikan nyanyian sebagai kunci perzinaan, Dia jadikan melepaskan pandangan pada gamba-gambar sebagai kunci kegelisahan dan kegandrungan, Dia jadikan kemalasan dan kesantaian sebagai kunci kerugian dan luputnya segala sesuatu, Dia jadikan kemaksiatan-kemaksiatan sebagai kunci kekufuran, Dia jadikan dusta sebagai kunci kenifakan (kemunafikan -ed), Dia jadikan kekikiran dan ketamakan sebagai kunci kebakhilan, memutus silaturahim, serta mengambil harta dengan cara yang tidak halal dan Dia jadikan Berpaling dari apa yang dibawa Rasul sebagai kunci segala kebid’ahan dan kesesatan.

Read More..
Photobucket

Time

Date

Powered by Blogger.

About Me

My photo
berbagai hal yang indah untuk bayi adalah hal yang indah buat kita sebagai orang tua...masa kecil adalah masa yang tak akan terlupa oleh mereka tatkala mereka dewasa... Fast sharing n question to my Phone: 083191068057 (silvi)

Followers

Ahlan Wa Sahlan yaa Shohibii


ShoutMix chat widget

who's?

Jazakumullah

free counters
Bidanku.com
Hadirkan Nuansa Kualitas di Keluarga Anda
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates