Apa yang sering dibicarakan ibu-ibu muda saat berkumpul atau arisan? Curhat seputar perkembangan dan pendidikan anak, urusan suami, berbagi contekan resep masakan atau lainnya? Yang jelas tak ketinggalan adalah komentar soal perilaku ibu mertua. Image "ibu mertua menyebalkan" terlanjur tercetak di kepala para perempuan. Tahukah anda kalau hubungan Moms dengan ibu mertua kurang akur, bisa saja merambah pada keharmonisan Moms dan suami yang ikut terganggu. Daripada pusing, berikut sedikit trik jitu "menaklukkan" hati ibu mertua. Mulai dari Obrolan Ringan "Tak kenal maka tak sayang!" Anda tentu tak asing dengan ungkapan tersebut. Bila intensitas pertemuan Moms dengan mertua termasuk jarang, tak heran bila anda kerap "mati gaya" saat berhadapan dengannya. Nah, jangan biarkan hal ini terjadi berlarut-larut. Rajin-rajinlah mencari bocoran dari suami seputar orangtuanya. Tidak ada kata terlambat untuk memulai semuanya menjadi lebih baik. Anda bisa membuka obrolan ringan, misalnya tentang hobi. Perhatikan pula kegiatan apa saja yang kerap dilakukannya saat senggang. Tunjukkan ketertarikan anda terhadap hal-hal yang diminatinya. Niscaya ibu mertua akan terkesima dengan perhatian anda. Diomelin? Santai Sajalah! Lelaki sering menganggap perempuan adalah makhluk yang rumit. Nah, anda dan ibu mertua sama-sama perempuan bukan? Sebenarnya tak sulit memahami kemauan sang mama mertua. Simak saja karya ternama John Gray, dalam bukunya berjudul "Men Are From Mars, Women Are From Venus". Dituliskan bahwa salah satu sifat dasar perempuan adalah lebih berorientasi pada hubungan. Kalau berada dalam posisi ibu mertua, apa yang Moms pikirkan? Bandingkan dengan status Moms sebagai istri. Intinya ingin mencurahkan segenap kasih sayang pada laki-laki yang sama kan? Hanya saja, beda cara perlakuannya. Ibu mertua memiliki hubungan sebagai ibu dan anak. Sedangkan Moms merasa berhak atas cinta suami, karena anda berdua sudah dipersatukan dalam satu ikatan. Namun wujud cinta kasih ini sering menjadi pemicu keributan. Rasa sayang yang begitu besar pada anaknya, justru membuat ibu mertua tampak bawel, apalagi jika menurut pandangannya si menantu kurang dapat membahagiakan anaknya. Misal, "Ajeng, gimana sih kamu, bikin sambalnya terlalu pedas! Romi itu suka sambal yang tidak terlalu pedas! Lain kali, ibu saja yang bikin!" Wah, mendengarnya saja sudah cukup membuat telinga panas. Memang sih cuma urusan sambal. Tenang Moms! Jika ditelusuri, secara tidak sengaja ibu mertua sudah membeberkan rahasia bagaimana menyenangkan suami. Kalau mau berpikir positif, hitung-hitung Moms sudah membahagiakan dua orang sekaligus, ya suami, ya ibu mertua. Kuncinya Komunikasi Menghadapi masalah dalam berumah tangga adalah hal yang wajar. Anda pasti ingin membahasnya berdua suami saja. Eh, "ibu suri" ikut turun tangan. "Kok bisa begitu? Harusnya kamu...bla...bla...bla." Alhasil, anda berasumsi apa iya ibu mertua membantu. Toh, cenderung menyalahkan situasi. Kalau Moms memiliki ibu mertua seperti ini, jangan curiga dulu! Bisa saja cara komunikasi ibu mertua yang kurang sesuai bagi anda. Jangan lupa, ibu mertua sudah puluhan tahun makan asam garam rumah tangga. Meski tak selalu tepat, pengalaman kerap kali menjadi guru yang terbaik. Siapa tahu dengan melewati masalah, anda maupun ibu mertua saling belajar memahami cara pandang dan karakter masing-masing. So, jangan kelewat hopeless menghadapi sikap ibu mertua, semua ada caranya koq. Semoga bermanfaat ya, Moms