Dirangkum dari berbagai sumber (AAP, La leche league, breastfeeding.com,
WHO, dsb) dan ditulis oleh Luluk Lely Soraya I @ Januari 2005
1. Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI.
Jika anak belum mau menyusu krn masih kenyang, perahlah / pompalah
ASI. Ingat ! produksi ASI prinsipnya based on demand sama spt prinsip
pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin
banyak yg ASI yg diproduksi.
2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui.
Bahasan ini masih terkait dg point di atas. Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.
3.
Yg tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan RELAKS. KONDISI
PSIKOLOGIS ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif.
Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1
pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?” maka pada saat bersamaan
ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi
ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI menurun.
Relaks saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah.
Jika ayah mendukung maka ASI akan lancar.
Mendukung bisa dg berbagai cara mulai dari menyemangati istri
hingga hal2 lain spt menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi utk disusukan ke ibunya, dsbnya.
4. Hindari pemberian susu formula.
Terkadang
karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit atautakut anak
gak kenyang, banyak yg segera memberikan susu formula. Padahal
pemberian
susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak
relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu
formula dg dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia
menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin
berkurang. Makin sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg
diproduksi.
5. Hindari penggunaan DOT, empeng, dkknya
Jika
ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun memilih susu formula)
berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu memberikan
dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion).
Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu
dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap
di sekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil
jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa
sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya
dengan menekan sedikit saja
dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.
6.
Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi
dg klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan masukan secara teknis
agar ASI tetap optima.
7. Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.
8. Lakukan perawatan payudara : Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian.
(By Luluk)
diambil dari ::isoraya.multiply::
0 comments:
Post a Comment